loading...
- KHR. Syamsul Arifin
Raden Ibrahim bin Ruham yang kemudian lebih dikenal dengan nama KHR. Syamsul Arifin adalah keturunan Sunan Ampel dari jalur sang ayah. Kelahiran Madura, tepatnya di Desa Kembang Kuning, Pamekasan, pada tahun 1841. Ketika menginjak remaja, beliau menuntut ilmu di Makkah, Saudi Arabia.
KHR. Syamsul Arifin memiliki seorang istri bernama Siti Maimunah yang memiliki garis keturunan dari Pangeran Ketandur, cucu Sunan Kudus.
- KHR. As'ad Syamsul Arifin
KHR. As'ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di Mekah ketika orang tuanya menunaikan ibadah haji.
Beliau pernah belajar di Pondok Tebuireng pimpinan K.H. Hasyim Asyari, PP Demangan Bangkalan asuhan KH. Syaikhona Cholil, PP Panji, Buduran, PP Tetango Sampang, PP Sidogiri Pasuruan, belajar di Mekkah selama 3 tahun berguru pada Sayyid Muhammad Amin Al-Qutby, Syekh Hasan Al-Massad, Sayyid Hasan Al-Yamani dan Syekh Abbas Al-Maliki, serta beberapa ulama besar lainnya.
- KHR. Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin
KHR Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin lahir pada tanggal 17 Nopember 1968. Beliau merupakan Ulama Nahdlatul Ulama berpengaruh sekaligus menjadi pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo.
Dalam kepemimpinannya sejak menggantikan Almarhum ayahnya, KHR Ahmad Fawaid membenahi sistem manajemen pondok dengan menyesuaikan perkembangan zaman, salah satu kebijaksanaan yang diterapkan adalah menerapkan manajemen terbuka yang mana dalam hal ini diadakan pemilihan beberapa santri yang mempunyai prestasi agar bisa memegang posisi penting dalam kepengurusan pondok pesantren. Dari penerapan yang diusulkan KHR Ahmad Fawaid ini membuahkan hasil yang menakjubkan dan pondok pesantren Salafiyahpun semakin berkembang dengan pesat.
KHR. Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin meninggal pada usia 43 tahun, tepatnya pada tanggal 09 Maret 2012 di Surabaya. Beliau dimakamkan tepat disamping makam ayahnya - KHR. As'ad Syamsul Arifin.
- KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy
KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy adalah cucu KHR. As'ad Syamsul Arifin, yang dipilih menjadi pengasuh berikutnya menggantikan KHR Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin.
Isyarah estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dari KHR. Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin ke tangan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sudah ada sejak dulu. Nyai Hajjah Makkiyah As’ad memaparkan hal itu di hadapan ribuan alumni Salafiyah Syafi’iyah di Mushalla Ibrahimy.
Menurut Nyai Makki, sekitar tahun 1980-an, Nyai Zainiyah As’ad sering bercanda, setelah Kiai Fawaid, yang meneruskan Pondok Sukorejo nanti adalah Ra Zaim. “Candaan Nyai Zai tersebut sekarang menjadi kenyataan,” imbuh Nyai Makki.
Nyai Makki juga menceritakan, bahwa kakaknya, Nyai Zai juga berwasiat agar Ra Zaim dikawinkan dengan Ning Sari. Nyai Makki juga menambahkan, kisah Kiai As’ad mirip dengan Kiai Fawaid. Kiai As’ad sebelum meninggal, menitipkan istrinya, Nyai Ummi Khairiyah kepada Kiai Fawaid. Kiai Fawaid sebelum meninggal juga menitipkan istrinya, kepada keluarga. Bahkan, menurut Nyai Makki, ketika memandikan Kiai As’ad, Kiai Fawaid menangis dan menitipkan istrinya kepada Nyai Makki.
Menurut Nyai Makki, Kiai Fawaid juga sering dawuh, agar Ra Zaim dikawinkan dengan Ning Sari. Sebelum Nyai Makki melaksanakan ibadah umrah, Kiai Fawaid menitipkan pesan agar disampaikan kepada Habib Ahmad bin Muhammad Al-Maliki, guru Ra Zaim. “Ketika di Makkah, saya mendengar suara agar menunggu untuk menyampaikan pesan itu sampai bulan purnama, tanggal lima belas,” tutur Nyai Makki.
Ternyata, tanggal 16 Rabiul Tsani, Kiai Fawaid meninggal dunia. Setelah itu, Nyai Makki menyampaikan pesan Kiai Fawaid kepada Habib Ahmad bin Muhammad Al-Maliki. Habib Ahmad berjanji akan mengantarkan sendiri Ra Zaim ke Sukorejo.
Sekian artikel tentang "Para Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo", dan semoga bermanfaat.
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar